Gue jawab: “gue takut orangtua gue meninggal duluan”
Ya, itu betul. Gue takut mereka meninggal duluan sedangkan gue belum kasih apa-apa untuk mereka. Gak pernah jadi apa-apa yang bikin mereka bangga. Gak pernah punya prestasi apa-apa.
Setiap harinya gue Cuma bisa minta uang jajan. Ditambah lagi uang belanja. Tapi mereka gak pernah bilang gak punya. Selalu usaha agar uang selalu ada. Berapa uang hasil kerja keras mereka tidak pernah dihitung. Ini bukan masalah uang. Tapi masalah kebahagiaan gue.
Setiap hari mereka bekerja. Pagi sampai sore, gak pernah keliatan capek. Keliatan lelah hanya pada saat mereka tidur.
Gue setiap hari melakukan hal-hal yang gak berarti. Bangun tidur – pergi kuliah – main – pulang – makan – tidur. Setiap harinya hampir sama, selalu begitu. Dan mereka gak pernah komplein.
Gue takut kehilangan mereka.
Tapi gue juga takut kalau gue yang meninggal duluan. Gue takut ditanya Tuhan : “Apa yang sudah kau beri untuk orangtua selama hidup di dunia?!”
Dan gue gak bisa jawab apa-apa. Lalu lanjut disiksa sebagai hukuman atas kesalahan pada mereka.
∞∞∞
Tapi gue masih punya waktu. Walau entah sampai kapan itu, tapi yang gue punya hanya waktu, dan kesempatan.
Gue bakal berusaha untuk membahagiakan mereka. Seperti kuliah lebih bener, belajar lebih tekun. Menjadi anak lebih nurut. Gue pingin mereka masih mempunyai waktu dan kesempatan. Kala mereka bangga, saat gue pakai toga nantinya.
Gue pingin mereka turut merasakan kesuksesan gue. Gue ingin balas budi walau tak akan terbalas.
Gue pingin mereka turut bahagia kala gue menikah nantinya. Gue pingin mereka bahagia dan ceria mengasuh cucunya – anak gue – dan berkata pada para tetangga dan teman-temannya “Cucu saya ini! ganteng (cantik) kan?!”
Semoga ada waktu untuk itu. waktu dimana gue bisa membawa mereka ke tempat dan kehidupan lebih baik.
Semoga Tuhan memberi gue kesempatan membahagiakan mereka.
∞∞∞
Mam, Dad, No words in the world can describe how too much i love you.
I love you. I love you. I love you..
thanks for reading!
@snvita