Hari ini dingin.
Sendu merambati pelosok jiwa yang terpacar diraga. Ya, dingin. Tidak ada kamu.
Sore ini.
Pertengkaran ini
dimulai dari peristiwa itu. Karena seorang malaikat memberikan keajaiban sebuah
feeling yang kuat. Juga semesta yang berpihak padaku untuk mengetahui semuanya.
Disini, sore ini,
diambang jendela kamarku, aku akan flashback kejadian ini, puncak dari
ketidaktahanannya gejolakku . Kejadian kemarin lusa.
≈≈≈
Aku suka melihat
dia tertidur. Seksi. Juga aku dapat bebas membelai rambutnya yang tebal. Dia
tidur dipangkuanku. Seperti seorang anak lima tahun yang manja. tidur dengan
lelap ditengah angin yang lembut. Dalam peluk sang ibu.
Aku menikmati
moment ini dalam tenang. Aku menatap dalam wajahnya yang teduh. Tak bisa
dipungkiri, walau hubungan kita baru berjalan kurang lebih satu tahun, tapi aku
sudah sangat menyayanginya. Bahkan apapun sikap yang dia lakukan, aku selalu
mudah memaafkan dan mengalah untuk kembali tersenyum.
Tapi tidak lagi.
Aku sudah tidak tahan.
Lampu led
smartphonenya berkedip. Tanda ada sebuah chatting masuk ke akun YMnya. Ada hal
yang tak biasa dengan feelingku. Padahal sudah biasa ada chatting masuk, karena
memang dia selalu mengaktifkan internet di smartphonenya.
Malaikat
menggiring tanganku untuk meraih smartphone, yang terletak tepat disampingnya.
Tanpa diperintah, jantungku tiba-tiba berdetak lebih berat. Huuufh, ada apa
ini. Aku menengok sejenak padanya. Sepertinya alam mimpi masih menuntunnya
untuk lelap lebih lama. Dengan sangat yakin aku meraih smartphone itu.
Chatting yang
masuk itu, dari teman sekelasnya dikampus. Tepatnya pesan itu tentang apa, aku
nggak begitu jelas tau. Karena aku nggak mau membaca pesan yang belum ia baca
sebelumnya. Aku memutuskan untuk mengembalikan smartphonenya ketempat semula.
Tapi ujung mataku tidak sengaja melihat nickname seorang wanita. Aku yakin, itu
akun YM yang pemiliknya adalah wanita.
Keyakinanku
bertambah ketika aku mendekatkan wajahku untuk melihat isi pesan terakhir yang
entah dia atau wanita itu kirim.. “Selamat malam juga, ya ;)”. Tanganku yang
sudah mulai dingin dengan cepat membuka isi percakapan itu. Aku sudah tidak
sabar. Siapa sebenarnya wanita ini.
mon, 12 feb, 2011
fischa: Hey, kemana aja sih?
Radikha12: haha. ada aja. kamu tuh
yang ngilang-ngilang. Aku kangen tau! Hahaha
Radikha12: becanda dhenk! :p
Dadaku sudah tidak bertoleransi untuk biasa-biasa saja. Memang dia
bilang becanda, tapi hatiku berkata lain. Aku harus tau semua Radikha. Kembali
aku melanjutkan untuk membaca chatting itu lagi
fischa: Ah masa?
Radikha12: masa apa, Cha?
fischa: Masa becanda Dik, beneran
juga gpp kok J
Radikha12: Hahaha
Gantung!
Maksudnya apa?!
wed, 14 feb, 2011
Radikha12: Happy valentine yak
Cha!
fischa: Ah, makasih J kamu rayain dimana? Sama siapa
nih? Pasti sama Maura ya?
Wanita itu tau aku. Dan memang, Radikha merayakan hari valentine
yang juga bertepatan dengan hari ulangtahunku, bersamaku dirumah. Aku makin
penasaran.
Radikha12: Iya dong. Dia kan ulang
taun juga..
fischa: Ohya, yang keberapa taun?
selamat ya.
Radikha: Yang ke 18 Cha. Yah
ucapin selamat ke dia dong. kan dia yang ultah.
fischa: Gak ah, dia kan pacar
kamu.
Radikha12: Kenapa emangnya?
fischa: ya pokonya nggak mau.
Radikha12: Oh, ya sudah. Ohya,
Avatar kamu cantik deh :3
fischa: Masa? Ah makasih ya.
Radikha12: Iya. Rambutnya bagus J
fischa: Makasih lho Dik.
fischa: Besok aku mau jalan ama
temen2, kamu mau ikut?
Radikha12: Hm, boleh deh. Tapi
besok dikabari lagi ya..
Radikha12: Duluan ya, aku ngantuk
nih. Seharian diluar soalnya
fischa: iya. ditunggu kabarnya
ya.. ;)
Aku mulai geram..
Thu, 20 feb, 2011
Radikha12: fischa.. Kamu marah ya?
jangan marah dong..
fischa: nggak kok. Siapa yang
marah. kenapa juga harus marah -___-
Radikha12: Lah itu, pake emot
gitu?!
fischa: Aku gak marah. cuma kesel
Radikha: Kesel karna nggak jadi
ketemu minggu kemarin ya? Maaf ya.. Ini baru aja aku mau mnta maaf buat ini
fischa: iya udahlah, gapapa.
Radikha12: hehe, nah gitu dong.
cewek cantik nggak baik marah2
Radikha12: kirim poto kesini dong.
hehe pingin liat kamu
Tanpa berkoar apapun lagi, wanita itu langsung dengan senang hati
mengirimkan poto dirinya. Memang cantik. Tapi apa yang dia dan wanita itu
lakukan tidak pantas! Maksudnya, ya Radikha itu punyaku. Dan dia sudah
memilikiku.
Chatting itu
berlangsung panjang. Aku membacanya dengan airmata yang sudah hampir jatuh
dipelipis. Poto-poto yang dikirim wanita itu, pujian-pujian yang dilontarkan
dia atas respons wanita itu, aku fikir nggak wajar. Laki-laki seperti apa dia?!
Aku setia untuk tidak memuji lain selain dirinya, tapi dia tidak melakukan hal
yang sama denganku. Kenapa aku berkata seperti ini?! Karena aku membaca
chatting-chatting lain.
Isinya
hampir sama, walau nggak seintens chatting dengan akun fischa itu. Tapi aku
sesak membacanya. Gimana nggak?! Aku merasa dia begitu dekat dengan wanita-wanita
lain selain aku. Ada puji, emoticon kiss, tawa, dan lain hal sebagainya. Aku
menarik nafas panjang. Ingatanku akan sikapnya selama ini mulai kuingat
kembali. Semesta benar-benar ini aku menguapkan sesak ini.
Awalnnya
telingaku masih bisa setia mendengarkan semua cerita-ceritanya. Juga ceritanya
tentang wanita lain. Tapi aku sudah mulai muak dengan pendengaranku ini. Nggak
jarang dia memuji wanita-wanita itu. Bilang cantik. Style yang bagus. Kekayaan
yang mereka punya. Juga tentang hubungan dia dengan mantan pacarnya, membuat
aku selalu terdiam gak bisa respons apa-apa. Tapi apa dia mengerti dengan
terdiamnya aku?! Nggak. Selalu dia puji lagi, ceritakan lagi. Ingat itu semua,
aku benar-benar kecewa.
Dia terbangun
saat air mataku hampir akan sangat menetes. Nafasku mulai cepat. Dadaku
berdegup kencang, seakan bom waktu, aku akan meledakkannya sekarang. Harus
sekarang juga.
“Kamu
kenapa?” Tanyanya saat melihatku dan berusaha untuk duduk. Aku diam. Mencari
kata yang pas untuk memulai berbicara padanya.
Dia melihat
smartphonenya ada ditanganku. Mengambilnya perlahan dan membukanya. Matanya
melihat layar dan sudah pasti, yang dia lihat adalah akun YM nya yang sengaja
tidak aku tutup. Dia balik menatapku. Dan berkata..
“Sayang?”
“Apa itu,
alasan kamu nggak mau liatin HP kamu ke aku?” Kataku dengan nada hambar
“Nggak
cukup, didunia nyata kamu ceritakan wanita-wanita lain, lalu memuji mereka,
sampe didunia mayapun kamu tetap seperti itu?” Tambahku dengan nada mulai tinggi.
“Nggak bisa
kamu fikir, gimana perasaan aku?! GIMANA PERASAAN AKU!!!” Puncaknya aku
benar-benar berteriak.
“Kamu baca
chatting-chatting ini? Ini gak seperti yang kamu liat, Sayang” Dia mencoba
tenangkanku.
“Nggak
seperti apa yang aku liat, ya?! Tapi apa nggak seperti yang aku dengar juga?!”
“Kamu kenapa
sih jadi tiba-tiba gini?”
“kamu
udah liat kan aku baca semua chatting-chatting kamu?! SEMUA Radikha, semua!
mataku sudah tau. Dari mata aku ingat, atas sikapmu selama ini. Yang sering
kamu puji wanita lain selain aku. Telingaku juga jadi saksi!”
Dia
terdiam.. Lalu berkata lagi dia padaku..
“Tapi
wanita istimewaku itu tetap kamu Maura. Cuma kamu.” Katanya
“Tapi
sikap kamu mencerminkan gimana kamu sebenernya. Wanitamu cuma aku. Dan aku
percaya itu. Tapi dari sikapmu, bukan hanya aku.” dengan tenang aku bicara itu.
“Maaf,
aku akan berubah. Buat kamu, aku gak akan lakukan itu lagi. Mereka hanya teman
biasa. Percaya!”
“Percaya. Ya, aku percaya. Tapi aku udah nggak tahan lagi. Dadaku sudah sangat
sesak dengan sikap dan sifatmu, nggak bisa, kamu artiin kenapa aku selalu diam
saat kamu puji dan ceritakan wanita lain? Kamu fikir karena diam itu berarti
aku nyaman?! Berubah untuk kebaikanmu, juga untuk pasanganmu setelah aku. Aku
pulang..”
≈≈≈
Aku
pulang dengan hati nyaman. Plong. seakan semuanya sudah bersih. Aku tenang.
Ini yang jadi kegelisahan beberapa bulan ini.
Sepertinya memang ini yang harus aku lakukan dari dulu. Tapi cinta masih
menaungimu. Sampai aku masih menguatkan hati untuk tidak pernah jujur.
Aku
mencintaimu. Dengan persis akupun tau kau mencintaiku. Tapi cinta tidak begini,
sayang. Cinta istimewakan satu. Pasanganmu. Nggak bisa kamu anggap biasa dengan
apa yang kau anggap biasa saja. Aku bersabar untuk patuhi hatiku agar tetap
denganmu. Tapi tidak denganmu. Aku jaga pendengaranmu
agar selalu nyaman. Tapi sebaliknya,
kamu tidak. Aku jaga omonganku agar tidak ada kata yang menyakitkan. Karena aku
ingin jaga perasaanmu. Aku ingin jaga hatimu agar tetap aman denganku. Aku tidak
puji pria lain selain kamu. Hatiku yang memutuskan untuk itu.
Sekian
Thanks for Reading
@snvita