Entah
karena terlalu menikmati, atau memang waktu yang bergulir terlalu cepat, tidak
terasa saat ini kita sudah memasuki sembilan yang ketujuh. Sembilan yang
ketujuh milik kita.
Kupersembahkan
malamku ini untuk menuliskan sebuah, ehm, catatan kecil mungkin. Untuk
seseorang yang telah dan sedang menemani perjalanan hidupku. Perjalanan kecil
dihari-hari kecil.
Tetap
ada dan bertahan dijalurku, dengan kemanjaan yang menguji, air mata yang
mengalir, terlalu sering mengerutkan bibir, celotehan yang menantang, dan masih
banyak sifat aneh yang secara natural aku miliki, tapi kamu tetap disini.
Bete,
senang, sedih, suram, bahagia, kesal, tegang, deg-degan, hitam, putih, abu,
pink, semua aku pernah rasain saat bersamamu. Bareng-bareng kita rangkai kerangka
cerita. Kita sama-sama belajar dalam mendalami masing-masing peran. Mencari
banyak dukungan restu dari orang-orang. Mencari cara bagaimana agar terus
bertahan. Terkadang aku heran, aku yang cemburuan dan gampang “On fire” bisa
tetap nyaman bersamamu. Tapi itulah kamu, kamu bisa begitu.
Ajaib,
aku selalu memikirkanmu. Bukan, bukan karena kamu satu-satunya pria yang selalu
menuruti inginku. Tapi karena ya, ajaib. Kalau hanya menuruti inginku, aku rasa
bukan hanya kamu. Kalau karena menemaniku, juga pasti bukan karena itu. Mungkin
perasaanku yang menuntun untuk itu. Untuk selalu menempatkanmu difikiranku.
Menyingkirkan fikiran lain, menyisihkan orang lain, dan mementingkan kamu.
Aku
titipkan hati kecilku ini padamu. Tolong jangan sakiti. Tolong selalu
jaga keberadaannya dihidupmu.
Kutitipkan
perasaanku hanya padamu. Sebuah perasaan yang kamu tau sendiri bagaimana
bentuknya. Kadang-kadang cuek dan kuat. Tapi tidak sering hancur karena lembek.
Bersama
ini aku sertakan harapan. Keinginan untuk kita sama-sama bisa saling menjaga.
Dalam skenario apapun. Agar dunia tau, aku dan kamu adalah dua orang hebat dan
kuat dalam menghadapinya. Biar dunia yang catatkan nama kita dalam sejarahnya,
bahwa ada dua orang manusia dengan karakter bertolak belakang sedang mencoba
mengharmonikan keadaan. Semoga kita bisa. Semoga kita berhasil.
Mari kita sederhanakan sikap, dan rendahkan sifat agar malam selalu dapat kita sentuh tanpa terlalu banyak cekcok yang pada akhirnya hanya buat kita kalut.
Terimakasih
untuk waktu, hari, cinta, perhatian, kasih dan sayang yang telah kamu curahkan
untukku. Kudoakan kamu selalu sabar akan sifat manjaku. Kudoakan kamu bisa
lebih baik dalam mengendalikan emosi. Dan aku doakan agar kita bisa selalu
menyadurkan semuanya.
Karena
cepat atau lambat, mau tidak mau, aku dan kamu harus menjadi “kita” yang
seutuhnya, sepenuhnya.
“Bahagia
itu sederhana, semoga kita bisa saling membahagiakan”
Thanks
for everything, im happy to be with you.
Thanks for Reading
@snvita
bahagia itu sesederhana bersyukur :) salam kenal ya ^^
BalasHapusahh betul sekali.. salam kenal juga mbak :)
Hapus