Sabtu, 27 April 2013

Bahkan Sepagi inipun, Aku Sudah Mencintaimu

04.00
Aku terbangun dari tidurku yang tak lelap. Biasanya jika sudah terlalu lelah karena pekerjaan, aku mampu tidur lebih lama dari ini. Tapi tidak kali ini. Aku memutuskan untuk duduk sejenak sebelum akhirnya aku membasuh wajah.

04.02
Aku ingat kamu. Bukan hal yang tidak biasa. Setiap waktuku ada kamu. Apa yang aku kerjakan selalu disertai bayangmu. Aktifitasku tak terjeda untu memikirkanmu. Kamu sebagian hidupku. Senyummu, tawamu, tindak-tandukmu, caramu becanda, caramu berkata, adalah sebagian besar fikiranku.

04.05
Aku memutuskan untuk tidak dulu menuju toilet. Aku bangkit dari kasur untuk menyalakan laptop. Langsung kubuka folder fotomu. Wajahmu membiusku. Tanpa sadar aku tersenyum dengan semua posemu. Senyumu, getarkan hatiku. Wajahmu, beningkan mataku. Aku rindu. Aku mencintaimu.

04.08
Aku belum memalingkan tatapanku dari gambarmu. Sosokmu yang selalu jelajahi hatiku, membuatku ingat semua tentang kamu. Aku memutuskan untuk mengingat kebahagiaanku memilikimu:
Dalam wajah yang sedang kulihat ini, aku lihat kebaikan. Kebaikan yang selalu membuatku merasa disayang. Kebaikan yang selalu menuntunku untuk bahagia. Aku beruntung memilikimu.
Dalam wajah yang sedang kulihat ini, aku lihat sebuah kenyamanan. Membuatku merasa mempunyai “rumah”. Kenyamanan yang selalu menuntunku untuk tenang. Aku beruntung mempunyai tempat mengadu. Kamu.
Dalam wajah yang sedang kulihat ini, aku lihat sebuah teka-teki. Membuatku bertanya-tanya apa jawabannya. Membuatku selalu berhati-hati. Aku takut menyakiti.

04.15
Aku masih melihat-lihat wajahmu. Tibalah pada foto kita berdua. Aku melihat guratan bahagia itu. Guratan bahagia itu ada diwajahku. Foto ini adalah fotoku yang sedang menggandeng tanganmu. Andai bisa kuperintah benda mati itu, aku ingin perintahkannya untuk memelukmu.
  
04.16
Aku melihat bulan yang masih bulat sempurna, dibalik jendela kamar. Cahayanya membias kuning. Indah. Paling terang diantara hamparan cahaya langit yang masih malu untuk berganti warna.
Aku ingat semua tentang aku dan kamu. Dari awal bertemu, dari awal merindu, awal aku rasa sendu. Hatiku penuh denganmu.

Sebenarnya tidak penuh dengan bahagia. Sebagian bahagia kubagi dengan rasa khawatir. Khawatir akan banyaknya kemungkinan. kemungkinan kamu tidak merasa apa yang aku rasa. Kemungkinan kamu tidak hanya membagi perasaanmu padaku. Kemungkinan akan harimu yang dipenuhi dengan orang lain selain aku. Khawatir akan kamu yang tak bahagia bersamaku. Aku khawatir akan semua itu.

04.20
Aku ingin memikirkanmu sambil merasa aroma segarnya angin pagi ini. Masih sangat dingin. Tapi dingin ini membuatku lebih berkonsentrasi membayangkanmu. lalu aku buka jendela dan duduk disana.

Bulan itu masih menguning. Seakan mengizinkanku untuk melihat cahayanya lebih lama.

 Sayang, akankah hal yang sedang kulakukan sekarang ini, akan kita bagi nanti?!
Sayang, kuharap kekhawatiranku padamu tadi tidak terjadi didunia nyata. Semoga harapku yang selalu ingin kau temani, Tuhan kabulkan diawal pagi ini.  Semoga semesta berkenan selalu memberi kesempatan pada kita tuk membagi hari, hati, setia, suka.
Sayang, aku tau. Hubungan kita tak seriuh dunia. Hubungan kita sesederhana kita berdua. Tapi sederhana kita kuyakin akan membuat dunia terbuai karena ada kita didalamnya.

Hai satu-satunya lelakiku, wajahmu tampak jelas dilangit yang masih hitam itu. Bolehkah aku puji kamu sebagai yang terindah dibanding sisa-sisa perhiasan malam?! Ya, dibanding hiasan dilangit saat ini, wajahmu lah yang paling bersinar. yang paling aku inginkan tuk dilihat..

04.30
Aku beranjak dari jendela. membuka gordennya lebih lebar. Sambil tersenyum aku ingin membasuh wajah dan sebagian anggota badanku yang lain. Agar bayangmu lebih jelas dalam doaku. 

Memikirkanmu saja membuatku biru dilanjut rindu. 

Bahkan sepagi inipun, aku sudah mencintaimu..

Selesai
Thanks for Reading

@snvita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar