Rabu, 24 April 2013

Ketika Semua Tak Ada yang Kebetulan.


Aku tau, tidak ada satupun didunia ini yang kebetulan.
Semua telah dirancang oleh Tuhan.
Apapun itu. Masalah, pertemuan, papasan, berjauhan, perpisahan.
Walau entah apa maksudNya.

Ketika aku terbangun diselaput pagi, dan dengan sengaja berdiam didepan kamar sambil melihat matahari yang bersiap terbit. Aku langsung terfikir tentangmu.

Ada yang salah dengan hubungan kita.
Dan aku tau itu bukan kebetulan semata.

Aku tak terbiasa dengan hati biasa-biasa saja padamu. Tapi ketika marahmu kau ledakkan, kebiasaanmu yang aku tak suka kembali kau lakukan, perasaan biasa-biasa itu selalu kembali datang bersemayam.

Aku juga tau, mencintaimu adalah sebuah keharusan aku menerima semua yang ada dikamu. Sifat, sikap, amarah, tawa, dengki, haru, kecewa, bahagia, terluka. Dan inipun bukan suatu kebetulan yang kamu miliki yang harus aku terima.

Tapi ketika aku rasa hal seperti ini, bukan juga ini rasa yang kebetulan lewat. Feeling dan hatiku sudah terasah untuk itu. Untuk merasakan apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin sekarang aku tau. Kamu tidak mencintaiku.

Baiklah, semoga apa yang aku prediksi itu salah. Tapi aku punya penilaian lain.

Dari apa yang selalu kamu lakukan padaku, aku tau sesuatu. Bahwa kamu tidak ikhlas mencintaiku.
Setiap kamu tidak bisa mengendalikan marahmu padaku, aku tau sesuatu. Kamu tak pernah mau peduli perasaan lemahku.
Kala kamu memperlakukanku tidak sebaik kamu perlakukan mereka, aku tau sesuatu. Ada yang salah dengan hubungan kita.

Kembali lagi bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan.
Tidak kamu lakukan itu dengan ketidak sengajaan.
Aku tak akan tau maksud Tuhan.
Mungkin kamu jalanku untuk selalu belajar sabar.
Sabar bahwa baik dan benar dalam melakukan, adalah suatu kewajaran dalam sebuah hubungan.

Jadi belajarlah dariku dalam menghadapi kemarahanmu.
Lalu aku belajar darimu bagaimana kau lakukan kesabaran.
Belajarlah padaku apa arti mengalah.
Lalu aku belajar padamu apa arti ketenangan.

Maka kita akan sama-sama belajar.
Belajar dari semua ketidak mampuan yang kita belum coba.
Kita akan sama-sama belajar bagaimana cara menerima.
Sama-sama bercinta dengan rasa sayang yang benar-benar.
Bukan karena keterpaksaan.

Karena aku tak pernah mencinta tanpa hati yang penuh.
aku tak pernah mendengki kala hati tersakiti.
Begitupun padamu.

Benahi apa yang menurutku salah.
Aku akan benahi apa yang menurutmu kurang.
Ikhlaskan hati kita untuk saling menerima kekurangan.
Maka aku berjanji, matahari pagi yang sedang aku lihat sekarang ini, akan kubagi untuk masa depanku bersamamu nanti.

Selesai
Thanks for Reading
@snvita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar