“Kenapa sih kamu rewel aja?!” Katamu padaku
Pertanyaan itu sering kamu lempar padaku.
Aku jawab hanya dengan memanyunkan bibirku. Bukannya apa, aku nggak ngerasa
rewel. Tapi mungkin, hanya sedikit. paling nggak, kan nggak sepenuhnya rewel.
Atau ya aku akui rewel. Tapi aku selalu punya alasan. Ahh sudahlah..
Aku dan kamu kan sudah pacaran udah
beberapa bulan, dan yang aku rasakan, aku emang manja sama kamu. Semoga kamu
nggak keberatan.
Aku sering bertindak berlebihan sama kamu.
Dan kamu sering anggap nggak sopan. Padahal waktu aku berlaku seperti itu, aku
lagi nggak tau, sikap apa yang bisa membuat kamu lebih memperhatikanku.
Kamu adalah satu-satunya pria yang susah
aku perlakukan dengan “baik”. Hehe. Maksudnya, aku nggak bisa perlakuin kamu
seperti biasa aku perlakukan pria sebelumnya. maafkan aku, bukan karena aku
nggak menghargai kamu, tapi aku bingung harus kayak gimana. Aku nggak mau
terlihat terlalu cinta. Pernah patah hati bikin aku nggak mau terlihat begitu
“menginginkan”. Tapi jangan hawatir. Perasaanku padamu nggak bisa buat
diragukan.
Jangan mengira aku nggak adil. Jangan
mengira aku egois. Perasaan aku ke kamu itu emang nggak berwujud. Mungkin
seperti pendaran cahaya dari luar kedalam kamar yang gelap. Tapi siapa tau,
kalau cahaya itu adalah pelangi? Atau cahaya berbayang bintang. Hanya saja
cahaya itu nggak ingin terlihat berlebihan, nggak ingin berwujud nyata. Hanya
membendarkan cahaya, hanya cukup menerangi, secukup kamu membutuhkan.
Hal terbaikku mengenal kamu adalah
memaafkan. Aku dari dulu memang gampang memaafkan. Tapi nggak segampang setiap
aku melihatmu. Semarahnya aku, sekesalnya aku, aku selalu bisa dengan gampang
memaafkan dan berharap peristiwa kesalahan itu nggak terulang. Walau masih
dendam dan sering keingetan, tapi kesal itu gampang hilangnya. Pernah dengar
lirik lagu yang isinya “Kau sanggup taklukan hati dengan sebuah senyuman..?”
Itulah yang aku rasa sama kamu. Marah, liat wajah kamu aja, hati langsung bisa
biasa lagi. Itu alasan kenapa aku nggak bisa marah sambil lihat wajah kamu :)
Hal lainnya adalah, aku belajar untuk sabar dalam sebuah kepercayaan. Ya, sabar dalam mempercayaimu..
Hal lainnya adalah, aku belajar untuk sabar dalam sebuah kepercayaan. Ya, sabar dalam mempercayaimu..
Sejujurnya aku takut kalau kamu lagi marah.
Aku melawan karena aku nggak mau terlihat salah. Aku takut kamu memperlakukanku
seenaknya. Ataupun terkadang keegoisanku yang buat aku nggak mau terkesan kalah.
Sejujurnya aku nggak tahan kamu mendinginkanku lama. Itu alasan kenapa aku
selalu langsung memeluk atau sekedar memegangi tangan kamu setiap marah dan
ingin pulang kerumah. Itu aku lakukan bukan karena aku tidak menghargai kamu bicara.
Aku hanya ingin kita kembali bermesra.
Apa yang harus aku lakukan kalau apapun
tujuanku itu salah dimata kamu?! Kadang aku berfikir, yang salah itu aku yang
berlaku, atau kamu yang merasa?! Itu alasan, kenapa aku nggak bisa terlalu
memperlihatkan perhatian dan rasa cinta.
Aku selalu ingin dimanja, bukan karena aku
yang terlalu sombong. Tapi aku hanya ingin merasa teristimewa ketika keadaan aku
dan kamu mulai biasa-biasa. Apalagi ketika kamu terlalu sibuk dengan duniamu.
Aku emang rewel akan hal kecil. Contohnya balasan sms yang lama. Bukan aku
mencari masalah, tapi aku hanya ingin ada sedikit waktu yang kamu luangkan
dengan cepat.
Semuanya aku yakin, kamu anggap
alasan-alasanku nggak masuk akal. Tapi hatiku yang membimbing aku, untuk
menuliskan semua itu. Aku tulis dari sudut pandangku.
Semua orang mencinta dengan caranya
masing-masing. Cara yang pasti berbeda. Penyesuaiannya tidak akan sama. Mungkin
ini caraku menunjukkan cinta padamu. Dengan kerewelan dan kemanjaanku selalu
mericuhkan hari-hari kamu agar dapat perhatian. Jika caraku ini salah, maaf.
Jika caraku ini membuatmu tidak nyaman, maaf. Ya, cinta terkadang berdasarkan
pada kata maaf. Jadi jika kamu juga punya rasa yang sama denganku, kamu akan
memaafkan semua kekacauan yang aku buat
Aku sering memperlihatkan mimik muka tidak
peduli pada masalah-masalah yang lagi terjadi antara aku dan kamu. Aku sering
beebicara dengan nada yang cuek saat menjelaskan suatu masalah. Tapi bukan
berarti aku rela kamu pergi begitu saja. Hatiku sering berdoa secara tidak
sengaja. Agar kamu tetap disini. Gini-gini aku takut kehilangan kamu..
Selesai
Thanks for Reading
@snvita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar