Jumat, 12 April 2013

Gini-gini Aku Takut Kehilangan Kamu


“Kenapa sih kamu rewel aja?!” Katamu padaku

Pertanyaan itu sering kamu lempar padaku. Aku jawab hanya dengan memanyunkan bibirku. Bukannya apa, aku nggak ngerasa rewel. Tapi mungkin, hanya sedikit. paling nggak, kan nggak sepenuhnya rewel. Atau ya aku akui rewel. Tapi aku selalu punya alasan. Ahh sudahlah..

Aku dan kamu kan sudah pacaran udah beberapa bulan, dan yang aku rasakan, aku emang manja sama kamu. Semoga kamu nggak keberatan.

Aku sering bertindak berlebihan sama kamu. Dan kamu sering anggap nggak sopan. Padahal waktu aku berlaku seperti itu, aku lagi nggak tau, sikap apa yang bisa membuat kamu lebih memperhatikanku.

Kamu adalah satu-satunya pria yang susah aku perlakukan dengan “baik”. Hehe. Maksudnya, aku nggak bisa perlakuin kamu seperti biasa aku perlakukan pria sebelumnya. maafkan aku, bukan karena aku nggak menghargai kamu, tapi aku bingung harus kayak gimana. Aku nggak mau terlihat terlalu cinta. Pernah patah hati bikin aku nggak mau terlihat begitu “menginginkan”. Tapi jangan hawatir. Perasaanku padamu nggak bisa buat diragukan.

Jangan mengira aku nggak adil. Jangan mengira aku egois. Perasaan aku ke kamu itu emang nggak berwujud. Mungkin seperti pendaran cahaya dari luar kedalam kamar yang gelap. Tapi siapa tau, kalau cahaya itu adalah pelangi? Atau cahaya berbayang bintang. Hanya saja cahaya itu nggak ingin terlihat berlebihan, nggak ingin berwujud nyata. Hanya membendarkan cahaya, hanya cukup menerangi, secukup kamu membutuhkan.

Hal terbaikku mengenal kamu adalah memaafkan. Aku dari dulu memang gampang memaafkan. Tapi nggak segampang setiap aku melihatmu. Semarahnya aku, sekesalnya aku, aku selalu bisa dengan gampang memaafkan dan berharap peristiwa kesalahan itu nggak terulang. Walau masih dendam dan sering keingetan, tapi kesal itu gampang hilangnya. Pernah dengar lirik lagu yang isinya “Kau sanggup taklukan hati dengan sebuah senyuman..?” Itulah yang aku rasa sama kamu. Marah, liat wajah kamu aja, hati langsung bisa biasa lagi. Itu alasan kenapa aku nggak bisa marah sambil lihat wajah kamu :)

Hal lainnya adalah, aku belajar untuk sabar dalam sebuah kepercayaan. Ya, sabar dalam mempercayaimu..

Sejujurnya aku takut kalau kamu lagi marah. Aku melawan karena aku nggak mau terlihat salah. Aku takut kamu memperlakukanku seenaknya. Ataupun terkadang keegoisanku yang buat aku nggak mau terkesan kalah. Sejujurnya aku nggak tahan kamu mendinginkanku lama. Itu alasan kenapa aku selalu langsung memeluk atau sekedar memegangi tangan kamu setiap marah dan ingin pulang kerumah. Itu aku lakukan bukan karena aku tidak menghargai kamu bicara. Aku hanya ingin kita kembali bermesra.

Apa yang harus aku lakukan kalau apapun tujuanku itu salah dimata kamu?! Kadang aku berfikir, yang salah itu aku yang berlaku, atau kamu yang merasa?! Itu alasan, kenapa aku nggak bisa terlalu memperlihatkan perhatian dan rasa cinta.

Aku selalu ingin dimanja, bukan karena aku yang terlalu sombong. Tapi aku hanya ingin merasa teristimewa ketika keadaan aku dan kamu mulai biasa-biasa. Apalagi ketika kamu terlalu sibuk dengan duniamu. Aku emang rewel akan hal kecil. Contohnya balasan sms yang lama. Bukan aku mencari masalah, tapi aku hanya ingin ada sedikit waktu yang kamu luangkan dengan cepat.

Semuanya aku yakin, kamu anggap alasan-alasanku nggak masuk akal. Tapi hatiku yang membimbing aku, untuk menuliskan semua itu. Aku tulis dari sudut pandangku.

Semua orang mencinta dengan caranya masing-masing. Cara yang pasti berbeda. Penyesuaiannya tidak akan sama. Mungkin ini caraku menunjukkan cinta padamu. Dengan kerewelan dan kemanjaanku selalu mericuhkan hari-hari kamu agar dapat perhatian. Jika caraku ini salah, maaf. Jika caraku ini membuatmu tidak nyaman, maaf. Ya, cinta terkadang berdasarkan pada kata maaf. Jadi jika kamu juga punya rasa yang sama denganku, kamu akan memaafkan semua kekacauan yang aku buat

Aku sering memperlihatkan mimik muka tidak peduli pada masalah-masalah yang lagi terjadi antara aku dan kamu. Aku sering beebicara dengan nada yang cuek saat menjelaskan suatu masalah. Tapi bukan berarti aku rela kamu pergi begitu saja. Hatiku sering berdoa secara tidak sengaja. Agar kamu tetap disini. Gini-gini aku takut kehilangan kamu..
Selesai
Thanks for Reading
@snvita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar